My World of Entrepreneurship

Wednesday, September 27, 2006

Sukses di Bidang Apa?

Beberapa tahun yang lalu saya diminta memberi kuliah umum kewirausahaan di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS). Kuliah itu diadakan di ruang Pasca Sarjana, untuk mahasiswa seluruh jurusan yang sedang mengambil mata kuliah kewirausahaan. Mahasiswa yang hadir lebih dari 250 orang. Lebih dari 15 dosen juga nampak hadir pada acara itu. Ketika saya memasuki ruang, nampak sebuah spanduk terpampang di dinding depan ruang. Setiap orang yang masuk ruang itu pasti membaca tulisan di spanduk itu: “Kiat Sukses Berwirausaha”.

Setelah moderator membuka acara dan memperkenalkan saya sebagai pembicara pada kuliah tersebut, moderator mempersilahkan saya untuk memulai kuliah umum. Saya langsung katakan kepada seluruh peserta kuliah, jika temanya kiat sukses berwirausaha, maka kuliah saya cukup 2 menit, tidak perlu 2 jam. Semua peserta tercengang. Sejenak kemudian saya katakan, jika Anda ingin sukses berwirausaha, hari ini juga keluarlah dari ITS, dan saat ini juga mulailah berwirausaha. Begitu saya selesai mengatakan itu, wajah beberapa dosen nampak penasaran dan seakan-akan ingin segera menyatakan protes kepada saya. Bahkan ada dosen yang memilih keluar dari ruangan!

Beberapa hari yang lalu, anak saya menunjukkan kepada saya majalah Business Week Indonesia edisi 13 September 2006 (bertepatan pula dengan ulang tahun saya). Di situ termuat cerita tentang mahasiswa ITS Teknik Informatika angkatan tahun 2000 yang memutuskan keluar dari ITS dan kemudian mendirikan usaha Kebab Turki “Baba Rafi”. Saat ini usaha Hendy Setiono sudah memiliki 70 gerai, 18 di antaranya miliknya sendiri, sisanya adalah milik orang lain yang mengambil franchise padanya, dengan omzet per bulan sekitar 900 juta s/d 1 milyar rupiah. Sekarang yang bersangkutan menjadi salah satu wakil Indonesia untuk perebutan gelar Asia’s Best Entrepreneur Under 25 yang diadakan oleh Business Week.

Ya, jika ingin sukses berwirausaha, mulailah segera, dan tekunilah usaha itu. Jika ingin sukses kuliah, ya kuliahlah yang benar dan tekunilah kuliah itu. Syukur-syukur selesai kuliah Anda kemudian menekuni kewirausahaan dan akhirnya sukses juga. Menentukan tujuan hidup dan kemudian melaksanakan tujuan itu adalah langkah awal menuju sukses.

Saturday, July 08, 2006

Keuletan PK5

Beberapa waktu lalu saya lewat jalan Jemursari Surabaya (rute saya pergi dan pulang dari dan ke rumah saya selalu melewati jalan ini). Saya kaget, karena trotoar jalan itu bersih dari pedagang kaki lima. Padahal biasanya trotoar itu selalu penuh dengan PK5.

Setelah saya amati, ternyata di trotoar itu ditanami dengan banyak tanaman peneduh yang baru. Jarak satu tanaman dengan tanaman yang lain cukup rapat (paling sekitar satu meter). Saya kemudian berpikir, tidak mungkin PK5 akan muncul kembali di jalan itu. Bagaimana caranya mendirikan tenda-tenda di trotoar yang jarak antar tanamannya hanya satu meter. Sebelumnya, jarak antar tanaman sekitar 10 meter, sehingga PK5 dapat mendirikan tenda di ruang antara dua tanaman.

Lima hari kemudian saya melewati jalan itu lagi. Alamaak, jalan itu sudah penuh dengan PK5 lagi. Hanya dua hari jalan itu bebas PK5. Tenda-tenda PK5 itu panjang dan lebarnya juga tetap seperti semula. Anehnya pohon-pohon yang baru ditanaman tidak ada satu pun yang dicabut. Luar biasa, ternyata PK5 itu melakukan modifikasi sederhana pada tendanya. Tenda yang panjang itu deberi beberapa lubang pada bagian atasnya sebagai tempat memasukkan batang pohon yang baru ditanam.

Keuletan dan semangat pantang menyerah, itu yang tersirat dalam benak saya. Itu adalah sebagian modal untuk menjadi orang sukses. Jika ditambah dengan disiplin dan taat terhadap aturan, mereka sebenarnya adalah calon orang-orang sukses.

Terpulang kepada orang-orang pemerintah, ada kemauan atau tidak untuk mengarahkan PK5 itu agar dapat menjadi orang sukses. Jika orang-orang pemerintah memang ada kemauan untuk itu, minimal perilaku disiplin dan taat aturan harus tertunjukkan sebagai sikap sehari-hari orang pemerintahan, sehingga bisa terteladani dan akhirnya menjadi contoh dan panutan.

Tuesday, May 09, 2006

Mulailah Sekarang Juga

"Do what you can, with what you have, right where you are."
-Theodore Rosevelt-

Suatu saat saya diundang salah satu PTN di Surabaya untuk memberikan kuliah umum. Kuliah umum itu untuk mahasiswa dari seluruh jurusan di PTN itu yang sedang mengambil mata kuliah kewirausahaan. Pada saat saya dihubungi untuk memberikan kuliah tersebut, saya diminta memberikan penekanan kuliah saya pada masalah membangkitkan motivasi berwirausaha. Saya menyanggupinya.

Ketika saya datang, lebih kurang 300 mahasiswa menghadiri kuliah tersebut. Tapi saya kaget, karena di dinding depan ruang kuliah terpampang spanduk dengan tulisan besar "KIAT SUKSES BERWIRAUSAHA". Wah, ini bukan untuk mahasiswa yang butuh motivasi, ini mah untuk mahasiswa yang sudah termotivasi. Setelah acara seremonial berupa ucapan "sekapur sirih" dari salah satu pejabat rektorat dan pembukaan dari moderator, saya dipersilahkan memberikan kuliah saya.

Saya langsung katakan, jika tema kuliah hari ini berjudul "Kiat Sukses Beriwirausaha", maka kuliah ini tidak perlu berlangsung dua jam (waktu yang diberikan kepada saya). Cukup 10 detik, karena saya cukup mengatakan dua kalimat. Kalimat pertama, "Segeralah Anda keluar dari PTN ini." Kalimat kedua, "Segeralah Anda memulai bewirausaha." Semua yang hadir di ruang kuliah itu, bukan hanya mahasiswanya, tapi juga para dosen yang hadir di ruang kuliah itu, langsung terbengong-bengong.

Walaupun kuliah umum tersebut beserta tanya jawabnya berakhir tiga jam kemudian, setelah saya mengubah topiknya, salah satu kesimpulan yang diambil oleh para peserta agar sukses berwirausaha adalah: "MULAILAH SEKARANG JUGA".

Monday, May 01, 2006

Gaya Hidup

Ada empat jenis negara ditinjau dari sumber daya alam dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Jenis pertama, negara kaya (karena sumber daya alamnya melimpah), rakyatnya kaya. Jenis kedua, negara miskin, rakyatnya miskin. Dari jenis pertama dan kedua ini bisa disimpulkan bahwa sumber daya manusia di negara-negara itu memiliki kualitas yang biasa-biasa saja. Jenis ketiga, negara miskin (sumber daya alamnya sangat terbatas) tetapi rakyatnya kaya. Negara-negara jenis ketiga ini dapat dipastikan memiliki sumber daya manusia yang kualitasnya luar biasa. Singapura, Jepang maupun Taiwan menurut saya masuk jenis ketiga ini. Jenis keempat, negara kaya rakyatnya miskin. Negara jenis keempat ini dapat dipastikan memiliki sumber daya manusia yang kualitasnya tergolong "naudzubillahi min dzalik" alias sangat memprihatinkan.

Banyak orang menganggap kualitas SDM berhubungan erat dengan tingkat pendidikan (formal). Tingkat pendidikan memang penting, tetapi menurut saya bukan yang terpenting. Faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas SDM adalah faktor mental & attitude. Jika suatu negara rakyatnya banyak yang sarjana tetapi mentalitas & attitude-nya rakyatnya tidak bagus, itu justru merupakan problem bagi negara yang bersangkutan.

Kewirausahaan adalah salah satu jalan untuk mengasah kualitas mental & attitude ke arah yang lebih baik. Tidak mungkin seseorang yang mental & attitudenya jelek akan berhasil dalam bidang wirausaha. Banyak faktor yang menyebabkan orang berhasil dalam wirausaha antara lain: semangat pantang menyerah, kegigihan, keuletan, disiplin, kejujuran, luasnya wawasan, kemampuan membaca peluang, hemat, kemampuan komunikasi, kemampuan menjalin relasi, dll.

Jika semua orang di negara tercinta ini memiliki kiesadaran untuk menggalakkan wirausaha, saya punya keyakinan dalam 5 s/d 10 tahun mendatang tidak akan ada satu orang pun di negara ini maupun di dunia yang menggolongkan negara ini sebagai negara jenis keempat. Kewirausahaan sebagai gaya hidup, alangkah indahnya jika ini bisa terwujud di negara kita tercinta.